Bagi masyarakat Indonesia, nama Pertamax sudah identik dengan bahan bakar berkualitas di atas Premium atau Pertalite. Pertamax sendiri tersedia dalam beberapa varian, misalnya RON 92 (Pertamax) dan RON 98 (Pertamax Turbo). Meski demikian, isu “oplosan” kerap mencuat karena konsumen khawatir performa mesin menurun atau bahkan terjadi kerusakan jangka panjang. Artikel ini akan mengulas detail seputar RON, bagaimana cara mengenali bahan bakar yang bermutu, efek dari bahan bakar “oplosan,” serta tips agar kita terhindar dari penipuan.
Memahami Apa Itu RON (Research Octane Number)
Research Octane Number (RON) adalah angka yang menunjukkan kemampuan bahan bakar menahan “knocking” atau “engine knocking” (disebut juga detonasi). Knocking terjadi ketika campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar mesin meledak terlalu cepat (premature ignition), sebelum busi memercikkan api. Hal ini dapat merusak komponen mesin, seperti piston, ring piston, atau bahkan kepala silinder.
- Semakin tinggi angka RON, semakin besar ketahanan bahan bakar terhadap knocking.
- RON 88 (misalnya Premium) lebih rentan terjadi knocking dibanding RON 92 (Pertamax) atau RON 95–98 (Pertamax Turbo, Shell V-Power, dsb.).
Cara Penentuan RON
Ada dua metode pengukuran utama: Research Octane Number (RON) dan Motor Octane Number (MON). Perbedaan keduanya terletak pada kondisi pengujian. RON diukur pada kondisi mesin yang lebih ringan (kecepatan rendah, beban ringan), sedangkan MON pada kondisi lebih berat. Bahan bakar di Indonesia umumnya mengacu pada RON, sementara di beberapa negara lain menggunakan Anti-Knock Index (AKI), yang merupakan rata-rata RON dan MON.
Tahapan Uji RON:
- Bahan bakar diuji di laboratorium menggunakan mesin uji standar (Cooperative Fuel Research Engine).
- Bahan bakar dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Isooktana diberi nilai 100 (sangat tahan knocking), sedangkan n-heptana diberi nilai 0 (mudah knocking).
- Komposisi campuran yang setara kinerjanya dengan bahan bakar uji menentukan angka RON.
Kenapa RON Penting?
- Performa Mesin: Mesin modern, khususnya dengan rasio kompresi tinggi, memerlukan RON lebih tinggi agar tidak knocking.
- Efisiensi Bahan Bakar: Bahan bakar beroktan tinggi biasanya lebih efisien pada mesin yang dirancang sesuai.
- Umur Mesin: Knocking yang terjadi terus-menerus dapat mempercepat keausan komponen.
- Regulasi Lingkungan: Beberapa negara memberlakukan standar minimal RON untuk menekan polusi dan meningkatkan efisiensi.
Bagaimana Mengenali Bahan Bakar yang Dioplos?
Ciri Fisik dan Bau
Secara kasat mata, dapat dikenali dari warna yang berbeda dengan warna aslinya, memiliki bau khas yang cenderung lebih menyengat. Namun, ini bukan metode pasti, karena banyak faktor memengaruhi bau bahan bakar.
Performa Kendaraan
- Knocking: Jika kendaraan Anda mulai terdengar “ngelitik” (knocking) padahal biasanya tidak, bisa jadi RON bahan bakar menurun.
- Akselerasi Menurun: Mesin terasa loyo saat menekan pedal gas.
- Efisiensi Bahan Bakar Turun: Jarak tempuh per liter menjadi lebih pendek.
Namun, banyak variabel lain juga memengaruhi performa, seperti kebersihan filter udara, kondisi busi, dsb.
Uji Laboratorium
Cara paling valid adalah uji lab. Pengujian untuk memeriksa kadar oktan, kandungan sulfur, dan parameter lain. Jika Anda benar-benar curiga, langkah terbaik adalah melaporkannya ke pihak berwenang (Kementerian ESDM, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) agar sampel diuji.
Tips:
- Belilah di SPBU Resmi: Minimalkan risiko.
- Perhatikan Reputasi SPBU: Pilih yang ramai dan dikelola baik.
- Simpan Struk Pembelian: Untuk bukti jika ada komplain.
Efek Bahan Bakar Oplosan pada Mesin
Risiko Knocking dan Kerusakan
Bahan bakar oplosan dengan RON lebih rendah dapat memicu knocking. Dampaknya:
- Kerusakan Piston: Ledakan prematur di ruang bakar menghantam piston secara kasar.
- Beban Lebih pada Ring Piston: Mempercepat keausan, berisiko bocor kompresi.
- Kepala Silinder Terkena Benturan: Bila knocking parah, kepala silinder bisa retak.
Penurunan Performa dan Efisiensi
- Torsi dan Tenaga Berkurang: Mesin tidak bisa memaksimalkan kompresi yang seharusnya.
- Konsumsi BBM Boros: Karena efisiensi pembakaran menurun, Anda perlu menekan gas lebih dalam untuk akselerasi.
Garansi Kendaraan Terganggu
Beberapa pabrikan mobil/motor mencantumkan syarat minimal RON (misalnya RON 92). Jika Anda terus-menerus memakai bahan bakar di bawah rekomendasi pabrikan, garansi mesin bisa dibatalkan. “Kerusakan akibat bahan bakar tidak sesuai spesifikasi bukan tanggung jawab produsen,” demikian ketentuan umum di banyak buku garansi.
Memahami Filosofi RON di Industri Otomotif
Mesin Berteknologi Tinggi
Mesin modern dengan teknologi injeksi, turbocharger, atau rasio kompresi tinggi menuntut RON tinggi. Sebaliknya, mesin lama atau rasio kompresi rendah bisa saja memakai RON lebih rendah tanpa knocking. Namun, kualitas pembakaran tetap lebih optimal dengan RON tinggi.
Kebijakan Lingkungan
Bahan bakar oktan tinggi cenderung lebih ramah lingkungan karena pembakaran lebih efisien dan emisi polutan berkurang. Ini sejalan dengan target penurunan emisi gas rumah kaca. Sehingga, pemerintah mendorong masyarakat beralih ke bahan bakar dengan RON lebih tinggi.
Tips Praktis Agar Terhindar dari Bahan Bakar Oplosan
- Pilih SPBU Resmi: Pastikan SPBU memiliki sertifikasi dan reputasi baik.
- Isi Penuh Sekali: Mengurangi frekuensi pembelian di tempat lain yang tak terjamin.
- Cek Nozzle: Pastikan Anda memilih nozzle yang benar (Pertamax RON 92, misalnya).
- Amati Performa Kendaraan: Jika tiba-tiba mesin knocking, akselerasi loyo, atau konsumsi BBM melonjak, segera periksa.
- Simpan Struk: Penting jika ada komplain, struk jadi bukti pembelian di SPBU tertentu.
- Bawa ke Bengkel: Jika curiga bahan bakar buruk, segera drain (buang) tangki, ganti filter, dan cek busi.
Ribut-ribut tentang “oplosan” Pertamax RON 92 atau RON 98 mungkin membuat Anda cemas. Lebih berhati-hati sekaligus memahami konsep Research Octane Number (RON) dan bagaimana bahan bakar bekerja di mesin. RON tinggi berarti lebih tahan knocking, sesuai kebutuhan mesin modern.***
Sumber dan Referensi:
- CIA World Factbook – Data Umum tentang Indonesia dan Konsumsi BBM.
- ASTM International – Metode Uji RON (ASTM D2699).
- ISO – Standar Internasional Bahan Bakar Minyak.