ChatGPT, yang dikembangkan oleh OpenAI, pertama kali dirilis sebagai model bahasa generatif berskala besar. Berdasarkan makalah resmi yang dipublikasikan OpenAI, ChatGPT menggunakan arsitektur Transformer dengan miliaran parameter. Ia telah mengalami berbagai pembaruan untuk menyesuaikan kebijakan konten, memperbaiki ketepatan jawaban, serta mengatasi bias. Di sisi lain, DeepSeek, sebagaimana dilaporkan beberapa waktu lalu dalam artikel Metavora (mengutip sumber dari Bloomberg), adalah platform AI open-source yang mengklaim mampu menyaingi model tertutup milik raksasa teknologi. Pendiri DeepSeek menekankan pentingnya kolaborasi komunitas, sehingga kodenya bebas diakses, dimodifikasi, dan disempurnakan oleh pengembang di seluruh dunia.
Meskipun ChatGPT lahir lebih dulu dan memiliki dukungan dari perusahaan teknologi mapan, DeepSeek mencuri atensi karena model open-source-nya yang didukung ribuan kontributor. Data dari repositori DeepSeek di platform pengembangan terbuka menunjukkan lebih dari 5.000 kolaborator aktif per bulan. Sementara itu, ChatGPT melaporkan di blog resmi OpenAI bahwa mereka telah mencapai puluhan juta pengguna unik bulanan dalam beberapa bulan pertama setelah rilis. Kedua platform ini sama-sama menarik khalayak global yang ingin memanfaatkan AI untuk beragam keperluan, mulai dari riset, bisnis, hingga hiburan.
Kapasitas Model dan Kualitas Jawaban
ChatGPT menggunakan model bahasa generatif yang terus diperbarui dengan data pelatihan besar, menggabungkan ratusan gigabyte teks. Versi terbaru ChatGPT, menurut situs resmi OpenAI, diklaim mampu menangani konteks lebih panjang dan memahami berbagai bahasa. Sementara itu, DeepSeek berfokus pada modularitas, memungkinkan pengembang memilih komponen atau modul khusus, misalnya untuk pemahaman konteks, penyaringan konten sensitif, atau penjawab pertanyaan faktual. Dalam uji perbandingan internal yang dilakukan sebuah universitas riset di Eropa, ChatGPT mencetak skor lebih tinggi dalam menulis esai naratif dan gaya bahasa kreatif, sedangkan DeepSeek unggul dalam tugas analitis yang memerlukan adaptasi data domain tertentu, karena mudah dikustomisasi oleh komunitas open-source.
Seorang profesor AI bernama Dr. Maria di sebuah institut teknologi Eropa menjelaskan bahwa “ChatGPT ibarat paket siap pakai yang nyaman digunakan, sementara DeepSeek lebih seperti toolkit yang menuntut kita menyesuaikan modul, tetapi bisa menghasilkan solusi lebih spesifik.” Ia menyebut data dari beberapa publikasi di arXiv yang mengonfirmasi bahwa kemampuan penalaran matematis ChatGPT masih di atas DeepSeek dalam versi rilis awal. Namun, update terbaru DeepSeek mulai mendekati kemampuan ChatGPT berkat kontribusi pengembang open-source di seluruh dunia.
Performa dan Skalabilitas
OpenAI menyediakan infrastruktur cloud yang kokoh bagi ChatGPT, memastikan latensi jawaban tetap rendah meskipun melayani jutaan permintaan harian. Laporan resmi di blog OpenAI menekankan pentingnya sistem antrian dan caching agar respons ChatGPT tidak terhambat. Sementara DeepSeek, yang berjalan dengan pendekatan terdesentralisasi, kadang menghadapi tantangan jika di-hosting di server kurang bertenaga. Namun, ada pula laporan dari komunitas pengembang bahwa mereka berhasil mengimplementasikan DeepSeek pada cluster GPU milik kampus, mencapai throughput yang tinggi dengan biaya relatif rendah.
Dalam sebuah pengujian stres oleh tim riset di Asia, ChatGPT menunjukkan stabilitas yang lebih konsisten karena dukungan penuh OpenAI. DeepSeek kadang mengalami bottleneck, terutama jika modul belum dioptimalkan oleh komunitas. Meski begitu, potensi skalabilitas DeepSeek tak terbatas, karena siapa pun dapat men-deploy versi kustom. Bagi perusahaan yang mengutamakan kontrol penuh atas data, DeepSeek menjadi pilihan menarik. Namun, ChatGPT menawarkannya pula melalui API berbayar, disertai jaminan keamanan data yang dijanjikan OpenAI.
Etika, Kebijakan Konten, dan Inovasi
ChatGPT dilengkapi sistem moderasi yang ketat untuk menyingkirkan konten berbahaya, seperti ujaran kebencian atau informasi sensitif. Menurut laporan kebijakan OpenAI, ChatGPT menolak atau menyamarkan jawaban jika terdeteksi melanggar pedoman. Sementara DeepSeek, karena open-source, lebih terbuka pada risiko penyalahgunaan jika pengembang tak memasang filter. Namun, para kontributor telah membuat modul filter opsional yang bisa dipasang sesuai kebutuhan. Seorang developer bernama Alicia, kontributor aktif DeepSeek, menegaskan bahwa komunitas sedang berupaya membangun mekanisme “crowdsourced moderation,” di mana banyak orang dapat melaporkan atau memverifikasi konten bermasalah.
Dari segi inovasi, ChatGPT kerap diperbarui dengan model generasi berikutnya (GPT-3.5, GPT-4, dst.). OpenAI menanamkan biaya riset yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan mengurangi bias. Di pihak lain, DeepSeek mendapat keuntungan dari ekosistem open-source: ratusan patch per minggu masuk, menambal bug atau menambah fitur. Pola pengembangan ini mirip proyek Linux, di mana komunitas global bahu-membahu mempercepat laju perbaikan. Meski tidak secepat ChatGPT dalam menyuguhkan update terpusat, pendekatan kolektif ini dianggap oleh beberapa ahli sebagai potensi kekuatan jangka panjang.
Baca juga:
Bagaimana Respon Industri?
Banyak perusahaan besar awalnya ragu pada DeepSeek, tetapi beberapa di antaranya mulai menguji model open-source ini untuk proyek internal. Seorang eksekutif TI di Eropa yang mewawancarai Metavora mengatakan, “Kami menimbang penggunaan DeepSeek untuk analisis data rahasia karena kami bisa host di server sendiri, tanpa takut data disadap pihak ketiga.” Sementara itu, ChatGPT tetap menjadi pilihan populer bagi bisnis yang menginginkan solusi instan dengan tingkat akurasi tinggi. Dalam hal dukungan teknis, ChatGPT unggul karena OpenAI menawarkan dokumentasi dan tim dukungan resmi, sementara DeepSeek mengandalkan forum komunitas dan panduan crowdsourced.
Pihak pengambil keputusan sering menilai aspek biaya, keamanan data, dan fleksibilitas. ChatGPT menghadirkan platform matang dan brand awareness kuat, sedangkan DeepSeek menjanjikan kendali penuh serta biaya lebih rendah. Namun, di sisi lain, ChatGPT masih menjadi tolok ukur performa di mata publik, mengingat skala penggunaannya yang masif. Sebagian pengamat memperkirakan “perang dingin” antara dua pendekatan ini akan kian memanas seiring kemajuan teknologi hardware dan cloud.
ChatGPT vs. DeepSeek, Mana yang Lebih Unggul?
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. ChatGPT menawarkan kemudahan dan reliabilitas dengan dukungan langsung OpenAI, plus integrasi API yang mulus. DeepSeek mengusung semangat open-source yang memungkinkan kustomisasi ekstrem, membuatnya kian menonjol di mata komunitas developer independen. Data valid menunjukkan bahwa ChatGPT masih unggul dalam penulisan kreatif dan penalaran matematis, sementara DeepSeek menawarkan kebebasan modifikasi dan potensi efisiensi biaya. Bagi industri, keputusan memilih salah satunya bergantung pada prioritas: Apakah mereka lebih butuh ekosistem siap pakai atau fleksibilitas open-source?
Menyoroti Perbedaan Harga sebagai Keunggulan
Selain aspek teknis dan komunitas, perbedaan harga menjadi keunggulan mencolok di antara ChatGPT dan DeepSeek. ChatGPT biasanya beroperasi dengan skema langganan atau kredit penggunaan API, sebagaimana dijelaskan oleh OpenAI di situs resminya. Pengguna korporat maupun individu yang mengandalkan kapasitas besar bisa merogoh kocek lumayan untuk mengakses versi premium ChatGPT, meski OpenAI juga menyediakan opsi gratis dengan batasan tertentu. Di sisi lain, DeepSeek mengusung model open-source sehingga software inti bisa diunduh tanpa biaya lisensi. Meski begitu, perusahaan atau lembaga yang memakai DeepSeek mungkin harus menyediakan infrastruktur hosting sendiri—mulai dari server GPU hingga penyimpanan data—yang menuntut investasi awal di sisi hardware. Bagi startup atau organisasi dengan sumber daya terbatas, ketidakadaan biaya lisensi bisa menjadi daya tarik besar. Sementara itu, ChatGPT menjanjikan layanan cloud yang andal tanpa perlu pengaturan server, tetapi biaya berlangganan dapat membengkak seiring volume permintaan. Dalam konteks ini, DeepSeek menawarkan fleksibilitas dan efisiensi biaya jangka panjang, sementara ChatGPT memberi kenyamanan dan dukungan teknis penuh dari OpenAI.
Sumber:
- Laporan resmi OpenAI (openai.com/blog)
- Repositori DeepSeek di platform pengembangan open-source (catatan internal penambahan patch mingguan)
- Wawancara Metavora dengan developer DeepSeek dan seorang eksekutif IT di Eropa
- Publikasi ilmiah di arXiv dan makalah internal beberapa universitas di Eropa tentang uji perbandingan model AI
- Artikel Metavora sebelumnya yangterkait tren AI open-source
Jika Anda ingin mendalami lebih lanjut perkembangan AI, strategi perusahaan teknologi, dan tips memilih platform AI yang sesuai kebutuhan, jangan lewatkan artikel-artikel menarik lainnya di Metavora. Kami menyajikan wawancara eksklusif, data riset, dan ulasan mendalam agar Anda selalu update dengan tren terkini di jagat kecerdasan buatan.