Pernahkah Anda mendengar istilah "Orang Kaya Baru" (New Money) dan "Orang Kaya Lama" (Old Money)? Meskipun keduanya memiliki kekayaan berlimpah, pendekatan mereka terhadap uang dan gaya hidup sangat berbeda. Dalam artikel ini, kita akan mengupas fakta menarik, membandingkan kebiasaan mereka, serta bagaimana keduanya memberikan pelajaran tentang pengelolaan kekayaan.
Simak artikel Metavora.co yang akan mengulas fakta menarik tentang kedua kelompok ini, termasuk kebiasaan, cara berinvestasi, hingga pandangan mereka tentang kemewahan.
Gaya Orang Kaya Baru
1. Simbol Kekayaan dan Status
Seorang pengusaha muda yang sukses mendapatkan kontrak besar langsung membeli Ferrari terbaru dan mengunggahnya ke Instagram. Atau influencer yang memamerkan koleksi tas mewah seperti Hermès Birkin di unggahan media sosialnya.
Orang kaya baru biasanya cenderung memamerkan keberhasilan finansial mereka. Mereka sering membeli barang-barang mewah seperti mobil sport, jam tangan mahal, atau rumah megah di lokasi strategis. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan status sosial mereka.
Bagi mereka, barang mewah bukan hanya benda mati, tetapi simbol dari perjuangan, pencapaian, dan validasi sosial. Namun, apakah gaya hidup ini benar-benar membuat mereka bahagia? Beberapa psikolog mengatakan bahwa kebahagiaan yang berasal dari pengakuan sosial sering kali bersifat sementara.
2. Fokus pada Kemewahan Instan
Seorang selebriti muda yang baru terkenal langsung menyewa vila mewah di Bali selama sebulan penuh hanya untuk sebuah proyek konten media sosial. Selebriti tersebut menghabiskan uang dalam jumlah yang banyak guna memuaskan hasratnya dan memuluskan pekerjaannya tanpa banyak pertimbangan. Contoh ini merupakan kondisi yang real yang memfokuskan kemewahan instan untuk mencapai tujuannya.
Berbeda dari orang kaya lama yang cenderung lebih bijaksana dalam pengelolaan uang, orang kaya baru sering kali menghabiskan uang mereka untuk pengalaman instan seperti menginap di hotel bintang lima, liburan ke luar negeri, atau makan di restoran Michelin Star.
Kemewahan ini memberikan mereka kepuasan instan, tetapi jarang ada rencana jangka panjang untuk membangun aset berkelanjutan. Dalam beberapa kasus, gaya hidup seperti ini justru berisiko menghabiskan kekayaan mereka terlalu cepat.
3. Membeli Kebahagiaan dengan Materi
Seorang pengusaha yang membeli vila mewah di pinggir pantai hanya untuk status, tetapi vila itu jarang digunakan dan menjadi beban karena biaya perawatannya yang tinggi. Atau, seseorang yang membeli barang bermerek hanya karena ingin "terlihat kaya" di mata orang lain.
Orang kaya baru sering menganggap bahwa memiliki barang mahal sama dengan kebahagiaan. Mereka menghabiskan uang untuk hal-hal yang bersifat material tanpa memikirkan investasi emosional atau spiritual.
Kekayaan material tidak selalu setara dengan kebahagiaan. Orang kaya lama sering mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari kedamaian batin dan hubungan yang bermakna, bukan dari koleksi barang mewah.
Bandingkan dengan gaya hidup orang kaya lama.
Gaya Orang Kaya Lama
1. Hidup Sederhana di Balik Kekayaan yang Melimpah
Salah satu contohnya adalah Warren Buffett, yang tetap tinggal di rumah sederhana di Omaha, meskipun ia adalah salah satu orang terkaya di dunia. Atau pun Mark Zuckerberg dimana sebagai seorang founder Facebook yang berleimang harta tetap memilih memakai t-shirt yang simpel dalam kesehariannya.
Orang kaya lama tidak merasa perlu menunjukkan kekayaan mereka. Mereka cenderung hidup sederhana meskipun memiliki kekayaan yang berlimpah. Hal ini sering kali dilandasi oleh nilai-nilai keluarga yang ditanamkan sejak kecil.
Orang kaya lama percaya bahwa nilai kekayaan tidak diukur dari seberapa banyak yang Anda habiskan, tetapi dari bagaimana Anda mempertahankan dan mengelola kekayaan itu untuk generasi berikutnya.
2. Fokus pada Investasi Jangka Panjang
Keluarga Rockefeller yang terus memperluas portofolio investasi mereka di sektor energi dan filantropi. Atau keluarga Toyota, yang tetap fokus mengembangkan bisnis otomotif untuk generasi mendatang. Orang kaya lama biasanya memiliki kebiasaan investasi yang bijak, seperti membeli properti, saham, atau membangun bisnis keluarga yang bertahan puluhan tahun. Mereka lebih memilih pertumbuhan yang stabil daripada kekayaan instan.
Investasi adalah kunci untuk mempertahankan kekayaan. Jangan hanya fokus pada pengeluaran, tetapi pikirkan juga bagaimana kekayaan Anda dapat berkembang.
3. Menjaga Privasi dan Keamanan
Orang kaya lama lebih berhati-hati dalam menjaga privasi mereka. Mereka cenderung menjauh dari media sosial atau sorotan publik karena mereka menghargai keamanan dan ketenangan hidup.
Beberapa keluarga terkaya di Eropa memiliki peraturan ketat untuk tidak mengungkapkan kekayaan mereka ke publik, termasuk aset, lokasi rumah, atau kehidupan pribadi. Apapun gaya kekayaan Anda, yang terpenting adalah bagaimana Anda mengelola uang dan tetap bijak dalam pengeluaran. Kekayaan bukan hanya soal berapa banyak uang yang Anda miliki, tetapi bagaimana Anda memanfaatkannya untuk menciptakan kehidupan yang bermakna.
Kedua gaya hidup ini memiliki keunikan masing-masing. Orang kaya baru sering menjadi inspirasi bagi mereka yang sedang merintis karier, sementara orang kaya lama menjadi panutan dalam mengelola kekayaan untuk keberlanjutan. Pilihlah gaya yang sesuai dengan kepribadian Anda, tetapi jangan lupa untuk tetap bijak dalam mengambil keputusan finansial.